[Netiquette] “Gw RT atau kupipes semuanya soalnya ntar takut lupa topiknya.”
Oleh: @kapkapSewaktu blog Fuck Yeah JTUG ini akhirnya ‘resmi diluncurkan’ (ditandai dengan sudah adanya entry baru selain entry milik pak #prez @aulia *digetok*) entry pertama yang saya tulis adalah topik netiquette mengenai penggunaan tulisan alay dan RT-untuk-reply (sok eksis dikit, nge-link tulisan sendiri, hoho.) Dan saya bilang ke @ifahmi, kalau tulisan saya itu lebih mirip ‘tekanan batin’. Saya muak dengan tulisan alay dan RT-untuk-reply. Dan paling tidak, saya bisa menuliskannya di sini.
Untuk penggunaan tulisan alay, okelah, saya jamin akan saya cuekin. Apalagi kalau sampai saya disuruh ‘follback’ atau apalah itu yang artinya saya diminta ‘follow back’ di Twitter. Diminta seperti itu, justru saya makin ogah. Sok elit? Ya mungkin. Ya maap. Ya sori dori mori.
Untuk RT-untuk-reply, ini agak 50-50. Kadang kalau RT-nya sembarangan, nggak karuan dan ngeyel, biasanya saya tetap cuekin. Tapi ada yang benar-benar belum tahu caranya, dan seringnya alasan utama kenapa mereka melakukan kupipes biadab tweet orang itu karena “takut topiknya lupa.”
Sebelum saya mulai dengan inti entry yang pointless ini, saya ingin menjabarkan contoh-contoh RT-untuk-reply yang sudah pernah saya lihat.
1. Blatant RT-untuk-reply.
Ini jelas-jelas abusing RT. Contoh: @sapasih: hahaha iya lucu RT @sapaluh lucu banget! RT @sapasih video kucingnya lucu kyaaa! RT @sapaluh udah liat video ini?
Komentar saya? Ya Tuhan.
2. RT terselubung dengan cara meletakkan username di belakang tweet.
Ini tidak menggunakan kata-kata ‘RT’ (dan bodohnya, biasanya alasannya, “kan ga ada tulisan RT-nya!” *krik krik krik*) tapi tetap saja itu sistem ReTweet. Contoh: Maaf ya kemarin lupa jemput kamu @chaaaaiaaankkquuuuu.
Begini deh *jadi panjang jelasinnya*, apa sih beda RT dan @?
@, atau reply, adalah sistem untuk berkomunikasi antara satu tweeter dengan tweeter lainnya. Familiar dengan instant messaging? Yahoo!Messenger? Windows Live Messenger? Blackberry Messenger? SMS? Nah, itulah contoh sederhana dari sistem @. Tetapi kalau sistem instant messaging itu sudah tergolong japri/jalur pribadi dimana hanya ada DUA orang yang terlibat, tentu saja kita tidak perlu menuliskan username/nama dari orang yang kita ajak obrol. Mungkin lebih baik kalau digunakan contoh group conversation atau chatroom.
Si A: halo semua!
Si B: Halo juga!
Si C: Eh, gw liat artikel bagus nih!
Si B: Oh ya? Mana?
Si D: Liat dong. Link?
Si D: @A - halo!
Di contoh yang ditulis, ditunjukkan kalau si D meminta link artikel ke si B, namun dia juga mengucapkan “halo” ke si A. Kalau ujug-ujug dia bilang “halo” sendirian, kan rada nggak lucu. Jadi dia me-refer ke si A, mengucapkan salam untuk si A.
Sampai di sini, cukup jelas? :)
Nah, berikutnya, RT. Sistem RT ini sebenarnya bukan fitur resmi dari Twitter. Berterimakasihlah (atau malah harusnya kita mengutuk?) kepada BB yang memperkenalkan sistem RT. Celakanya, di BB ditulis “ReTweet” dan banyak orang mengira bahwa ReTweet itu SAMA DENGAN “Reply” di e-mail! Padahal di BB sendiri ada juga ditulis “Reply”!
ReTweet atau RT itu apa sih? Misalnya anda melihat tweet si, katakanlah, Bill Gates. Untuk counter attack opini Steve Jobs (ya saya iseng bikin masalah dengan ngasih contoh Mac v. PC. Have some fun, you people) yang bilang bahwa Mac tidak akan menggunakan Adobe Flash, Bill Gates menulis “MICROSOFT LOVES FLASH! It’s okay Flash, I’m with you!” di akun Twitter-nya.
Anda membaca tweet Bill Gates, lalu anda berpikir, “hey, lucu juga nih tweet! Gw pengen follower gw juga baca ah! Paling ntar si @aulia komentar yang aneh-aneh, wakakaka. Gw RT ah!”
*BRB sebentar, ngambil panci buat tameng kalau-kalau dilempar bakiak sama pak #prez*
Nah, itulah peran ReTweet. ReTweet itu fungsinya untuk berbagi, untuk sharing. Bukan untuk komunikasi antar dua orang pengguna Twitter. Di web Twitter, kalau kita RT tweet orang, tweet tersebut akan tetap saklek dan tidak bisa dirubah. Untuk beberapa app, kita masih bisa edit tweet yang di-RT (misalnya UberTwitter) tapi sekali lagi ingat, jangan abuse.
Misalnya: @JTUGsuperoye: *nunggu komen @aulia* RT @billgates MICROSOFT LOVES FLASH! It’s okay Flash, I’m with you!
*benerin panci*
Kenapa RT-untuk-reply itu mengganggu?
Saya pernah menyebutkan beberapa alasan kenapa RT-untuk-reply mengganggu. Kaya beo, menghabiskan karakter dan itu bukan sistem reply, plis deh.
Dan ada lagi:
Saya tidak mau tahu apa obrolan kamu dengan teman-teman kamu.
Twitter sudah cukup random, dan melihat pembicaraan pribadi orang lain membuat itu jadi lebih buruk lagi. Saya tidak mau tahu apakah pacar anda telat menjemput dan anda sedang marah-marah dengan pacar anda, saya tidak mau tahu apakah vampir yang bling-bling itu oh-ganteng-sekaleeee dan anda sedang histeris ria dengan teman anda yang sama-sama ingin mengorbankan jiwa raga untuk si vampir dan saya tidak mau tahu apakah anda sedang puber dan anda sedang merencanakan ‘parteh paling kerenz dan hitz’ malam ini dengan teman anda.
Save the conversation just for yourself. Things that happened in @, stay in @.
3. Menggunakan sistem reply (@) tapi tetap kupipes tweet gila-gilaan
Maksud hati baik, menggunakan sistem @. Untuk hal ini, saya ucapkan selamat dan terima kasih. Beneran lho terima kasih. Terima kasih sudah mau sadar diri untuk menggunakan fitur dan sistem dengan baik dan benar dan itu artinya anda menghargai pengguna Twitter lain dan menghargai tim development Twitter. Dan untuk usaha anda, saya beri nilai B.
Contoh: @inigue: @inielu linknya mana? RT @inielu @inigue eh, ini artikel yang lu cari-cari kemarin kan?
Sekali lagi terima kasih telah meletakkan karakter ‘@’ untuk me-refer ke orang yang dituju.
Tetapi kalau usaha yang dibuat mau mendapatkan nilai A, silakan lho menghapus RT di belakang itu. Berbeda dengan sistem waktu kita sekolah dimana nilai didapat berdasarkan seberapa panjang kita ngemeng, di dunia nyata berlaku less is more. Kecuali kalau anda berjiwa birokrat. Mungkin.
Kenapa orang melakukan hal itu? Alasannya, “takutnya temen gw/orang lain lupa topiknya dan ga ngerti lagi ngomong apa.”
Twitter sudah memperbaharui sistem reply/@ mereka, dan itu jadi jauuuh lebih baik. Dan sistem terbaru itu sudah digunakan oleh aplikasi-aplikasi Twitter yang lain. Kita tetap bisa me-refer ke topik/tweet yang sedang dibicarakan kok :)
Kalau kita menggunakan sistem reply/@, lihat gambar di bawah deh:
(BTW, punten ya @deon, saya pinjem tweet anda :D) Ada tombol Reply. Klik tombol Reply itu, dan balas tweet yang ingin dibalas.
Dan kita selalu bisa melihat tweet kita itu me-refer tweet yang mana, karena ada tulisan ‘in reply to’.
Sangat, sangat, sangat gampang dan mempermudah.
Jadi dengan berbagai macam kemudahan dalam fitur, bisakah kita stop mempersulit diri dan mempersulit orang lain? Ya? Plis? Etolongdong?
Ada yang bertanya, “what’s with the fuss? Kenapa sih?”
Misalnya di area tempat tinggal anda terdapat taman yang indah dan dirawat oleh anda dan semua orang di lingkungan anda. Anda selalu berjalan-jalan di situ saat pagi dan sore hari. Anak-anak bermain dengan senang dan nyaman di taman tersebut.
Lalu tiba-tiba ada orang lain yang seenaknya mencoret-coret pagar taman anda dan merusak tanaman di taman yang sudah anda dan orang lain rawat selama bertahun-tahun.
Bagaimana perasaan anda?
Banyak orang koar-koar soal toleransi dan sikap tanggung jawab. Nah, bisakah kita bertoleransi dan bertanggung jawab? :)
P.S. “Dua entry mengenai RT-untuk-reply dalam waktu yang berdekatan Kap?” Udah saya bilang. Tekanan batin.
SUMBER:http://fuckyeahjtug.tumblr.com/post/703396463/netiquette-gw-rt-atau-kupipes-semuanya-soalnya-ntar